December 4, 2009

Pengembangan Produk Melalui Komunitas, Why Not?

Sebagai mahasiswa bisnis tingkat akhir di suatu perguruan tinggi swasta di Jakarta, saya cukup familiar dengan teori manajemen tentang pengembangan produk. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan ketika ingin mengubah ide menjadi suatu produk yang sukses di pasar. Tahapan-tahapan tersebut antara lain analisis bisnis secara menyeluruh, proses testing, kemudian barulah produk yang sudah siap dan sempurna diluncurkan ke pasar.

Kebetulan saat ini saya sedang mengerjakan tugas akhir saya berupa proyek bisnis yang tentunya tak bisa lepas dari proses yang telah disebutkan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena dari pihak kampus sendiri memberikan bimbingan yang memang mengarahkan mahasiswa untuk mengikuti prosedur tersebut dengan harapan produk yang dihasilkan dapat sukses nantinya.

Saya akui bahwa teori penciptaan produk baru yang telah diajarkan memang bagus. Namun, saya sungguh terinspirasi setelah membaca artikel The New Wave Marketing di Kompas.com dimana di era sekarang ini perlu adanya perubahan pandangan terhadap proses penciptaan sebuah produk melalui pendekatan komunitas.

Poin penting yang dibahas dalam The New Wave Marketing adalah orientasi pada komunitas baik dalam hal pemasaran maupun pengembangan produknya. Bagi saya, pemasaran terhadap komunitas sudah lumrah karena beberapa perusahaan terkenal yang telah menerapkannya. Akan tetapi pendekatan komunitas bagi pengembangan produk merupakan hal yang baru untuk saya karena saya tak pernah membayangkan bahwa proses R&D yang terkesan ekslusif dapat melibatkan sebuah komunitas.

Pandangan saya berubah ketika saya membaca Cerita Eli Lilly dengan e.Lilly yang mengemukakan kisah sukses perusahaan farmasi yang mendobrak pandangan tradisional tentang pengembangan produk yang biasanya dilakukan semata-mata oleh periset dari dalam perusahaan saja. Kisah ini sungguh menginspirasi karena sebelumnya mungkin kita tak akan terpikir bagaimanakah sebuah perusahaan farmasi dapat memanfaatkan komunitas dalam pengembangan produknya.

Pendekatan komunitas membawa dampak yang sangat positif bagi Eli Lilly karena dalam pengembangan produk, ia melibatkan banyak pihak mulai dari pasien, dokter, periset, pihak rumah sakit, dll untuk berkolaborasi mengembangkan produk. Dengan menyediakan wadah seperti forum, program edukasi dan website dapat membuat para stakeholders saling sharing, mendapatkan insight baru hingga akhirnya solusi yang pas untuk konsumen. Hal ini tentunya dapat membuat proses pengembangan produk menjadi efisien dan efektif.

Saya disini tak akan membahas tentang e.Lilly dan bagaimana cara kerjanya lebih jauh karena untuk lebih lengkapnya silakan baca artikelnya sendiri. Disini saya hanya ingin menyampaikan bahwa kita harus berpandangan luas dan tak hanya berpegang pada teori yang telah diajarkan maupun bagaimana kompetitor berperilaku pada umumnya. Kita harus menyadari adanya gelombang baru dalam bisnis sekarang karena dunia pun telah berubah seiring berjalannya waktu. Jadi mengembangkan produk melalui komunitas, kenapa tidak?

2 comments: